Pernahkah kamu merasakan penyesalan setelah bertemu seseorang yang menarik/penting, karena kamu rasa kamu telah memberinya kesan pertama yang buruk atau tidak menyenangkan?
Mungkin kamu bisa mengingat beberapa kesempatan yang terlewat, atau beberapa kencan yang gagal, karena kamu tidak bisa memberikan kesan pertama yang mempesona pada orang yang kamu temui.
Atau sebaliknya, kamu mungkin heran beberapa orang bisa memberimu kesan pertama yang sangat berkesan, berbeda dan… mempesona, sementara yang lainnya tidak dan kamu masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya orang-orang mempesona ini lakukan?
Mungkin kamu berpikir bahwa untuk menciptakan kesan pertama yang mempesona, kamu harus memiliki wajah yang cantik atau tampan, harus memakai pakaian yang keren atau mahal, atau harus memiliki kemampuan berbicara yang handal dengan berbagai topik yang menarik?
Yah… tentu saja wajah yang cantik atau tampan bisa membuat lawan bicara kita mudah terpesona, tapi bukan itu intinya dan tidak harus seperti itu! Meskipun kita tidak memiliki wajah yang cantik atau tampan dari lahir, tapi kita tetap bisa membuat kesan pertama yang mempesona, asalkan tahu caranya!
Kamu mungkin berpikir, siapa sih penulis ini, kok bisa membahas bagaimana membuat kesan pertama yang mempesona? Kamu mungkin juga ragu Apakah tulisan ini bisa bermanfaat buat kamu?
Jangan khawatir, karena apa yang akan saya tuliskan ini bukan sekedar hasil dari pemikiran dan pengalaman saya seorang, tapi merupakan prinsip-prinsip yang telah teruji dan dipakai oleh jutaan orang di seluruh dunia selama puluhan tahun!
Prinsip-prinsip yang saya tuliskan di sini saya ambil dari dua buku world best seller karya penulis besar Dale carnegie (How to win friends and influence people) dan Nicholas Boothman (How to connect in business in 90 seconds or less).
Dari sekian banyak prinsip mengenai hubungan manusia yang buku tersebut bahas, saya hanya mengambil prinsip-prinsip yang berkaitan dan diperlukan untuk menciptakan kesan pertama yang tak terlupakan dan tak diragukan lagi akan membuat lawan bicaramu terpesona padamu!

Bag 1
2 detik yang menentukan
Apakah kamu tahu, berapa lama sebenarnya waktu yang rata-rata manusia perlukan untuk menilai orang yang baru pertama kali ditemuinya? 1 menit? 30 detik? 10 detik? 5 detik? Hehehe.
Pada kenyataannya, otak manusia hanya memerlukan waktu 2 (dua) detik saja untuk melakukan penilaian awal terhadap orang yang baru pertama kali ditemuinya dan memutuskan apakah orang tersebut menarik atau tidak menarik, juga aman atau tidak aman baginya.
“Sesungguhnya, biasanya kita putuskan dalam 2 detik pertama ketika berjumpa dengan seseorang yang baru kita kenal, bagaimana kita akan menanggapinya” (Nicholas Boothman, how to connect in business in 90 seconds or less)
Penilaian yang kita lakukan dalam 2 detik yang amat singkat tersebut tentunya bukan penilaian secara sadar, melainkan penilaian bawah sadar berdasarkan reaksi naluriah kita sebagai manusia, seperti yang Nicholas Boothman tambahkan juga di dalam bukunya, how to connect in business in 90 seconds or less
“Beberapa detik pertama dari suatu perjumpaan awal di antara 2 individu didorong oleh reaksi-reaksi naluriah. Masing-masing individu membuat penilaian di bawah sadar, yang otomatis yang berpusat di seputar keamanannya.”
Nicholas Boothman menyebut reaksi-reaksi ini dengan istilah “respon lawan atau lari”. Jadi, tanpa kita sadari pada 2 detik pertama saat kita bertemu orang baru, otak bawah sadar kita melakukan penilaian berdasarkan insting yang kita miliki, terhadap orang baru tersebut, apakah orang tersebut “aman” atau “mengancam”, “mencurigakan” atau “dapat dipercaya”.
Misalnya, Saat kita melihat seorang laki-laki berjalan dengan pakaian berantakan, memegang pisau dan menunjukkan ekspresi marah di wajahnya, maka tanpa perlu dia bicara otak kita akan merespon dengan: “Orang itu Nampak berbahaya! Lari! Menjauh!” bukan?
Namun berbeda halnya ketika kita berpapasan dengan seorang wanita yang memakai setelan bermerk dan tampak mahal, membawa tas yang juga tampak mahal, lalau tersenyum saat pandangan kita bertemu, dapat dipastikan otak kita akan merespon dengan reaksi “Orang ini terlihat mewah, mahal, ramah dan… tidak berbahaya!” kita tidak mungkin merasa terancam dan ingin lari Ketika melihat orang yang seperti itu, bukan?
Insting yang dimaksud di sini berkaitan erat dengan pengetahuan dan pengalaman kita dalam hidup, yang tentunya berbeda antara yang satu dengan lainnya. Jadi penilaian di awal ini bisa jadi tepat bisa juga tidak, tergantung pengalaman hidup dan pengetahuan yang kita miliki.
Contohnya, orang yang seumur hidup belum pernah mendengar, melihat atau bertemu dengan pemabuk, tidak akan bisa mengenali ciri-ciri dan tanda-tanda orang yang sedang mabuk hanya dalam 2 detik pertama dia bertemu. berbeda halnya dengan orang yang seumur hidupnya memiliki ayah pemabuk, yang tiap hari melihat ayahnya mabuk-mabukan, tentu akan bisa mengenali orang yang sedang mabuk bahkan hanya dengan sekilas melihatnya dari jauh.
Menariknya, kita tidak bisa menghentikan otak bawah sadar kita (atau pun orang lain) untuk melakukan penilaian-penilaian ini. Mau atau pun tidak, suka atau pun tidak suka, kita akan terus melakukan penilaian tanpa sadar dan sebaliknya, kita pun akan dinilai sama persis seperti itu Ketika orang lain melihat kita, baik pertama kalinya atau untuk kesekian kalinya.
Tapi kabar baiknya, kita bisa melakukan sesuatu dan memanfaatkan hal tersebut untuk menciptakan kesan pertama yang baik bahkan mempesona! Nicholas Boothman dalam bukunya menuliskan langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menetralisasikan “respon lawan atau lari” di saat beberapa detik pertama perjumpaan kita dengan orang asing.
“Perhatikanlah bahasa tubuh anda dan kemasan pribadi anda. Kita tertarik kepada orang yang tampak sehat dan penuh semangat. Sikap postur ekspresi wajah dan kontak mata seluruhnya mempengaruhi energi yang anda pancarkan. Temukan penampilan khas yang menginspirasikan kepercayaan: kombinasi antara wibawa dengan sikap mudah didekati” (Nicholas Boothman, how to connect in business in 90 seconds or less)
Dale Carnegie pun menuliskan hal yang hampir sama di bukunya yang fenomenal — how to win friends and influence people:
“Ciri nomor satu apakah yang secara tidak sadar dikagumi orang pada sesamanya? Pertama dan terutama, orang itu tertarik kepada individu-individu yang tampak sehat dan bersemangat, orang-orang yang memancarkan energi, ketimbang orang-orang yang menyerap energi.
Energi-energi yang dimaksudkan di atas dapat dipancarkan dari sikap, postur, ekspresi wajah dan kontak mata, energi tersebut bisa terasa sejak awal kamu memasuki ruangan.”
Memang tak dapat disangkal, 2 detik adalah waktu yang amat sangat singkat. Kita bahkan tidak bisa mengucapkan banyak hal (mungkin hanya sebatas “halo”) untuk mengesankan orang yang baru pertama kali kita temui dalam waktu 2 detik. Jadi, yang bisa kita lakukan adalah mengemas diri kita sebaik mungkin sebelum bertemu dengan siapa pun.
Buat kamu yang masih berpikir penampilan bukan segalanya, sekarang saatnya untuk berpikir ulang!
Ada sebuah kalimat (saya lupa siapa yang mengatakannya) yang sampai saat ini saya setujui: “Kalau penampilanmu sudah benar, maka orang tidak akan mempermasalahkan lagi penampilanmu dan mulai berfokus pada dirimu (Sikapmu, sifatmu, kualitas pribadimu). Tapi kalu penampilanmu bermasalah, orang akan fokus pada penampilanmu dan tidak memperhatikan dirimu!”
Perhatikan dengan baik bagaimana kita terlihat dan apa yang kita pakai, pastikan penampilan kita bisa membuat kita nampak sehat, bersemangat dan bisa dipercaya. Wajah yang bersih, segar dan rambut yang rapi tentu akan membuat siapa pun nampak sehat, bukan? Kalau kamu wanita, pastikan kamu berdandan, minimal memakai lipstik agar bibirmu terlihat cerah dan wajahmu tidak pucat. Kalau kamu pria, pastikan wajahmu bersih dan tidak berminyak dan berjerawat apalagi ditambah rambut yang acak-acakan, waduh… nggak banget!
Pakaian dengan perpaduan antara wibawa –jika diperlukan namun mudah didekati (saya akan berikan beberapa contoh nanti) akan sangat berguna untuk pertemuan bisnis atau pergaulan. Sementara pakaian yang menampilkan keceriaan, kehangatan, romantis atau kasual akan lebih bermanfaat untuk berkencan.
Pastikan sebelum keluar rumah, kamu bercermin dan tanyakan pada diri sendiri: “Apakah penampilanku mencerminkan dengan jelas hal yang aku ingin tampilkan?”. Misalnya, kalau kamu ingin terlihat elegan, berkualitas dan juga ramah, kamu tidak mungkin menggunakan t-shirt, sendal jepit dari bahan yang murahan dan selalu cemberut bukan? Kalau kamu ingin menampilkan kesan sporty dan santai, kamu tidak akan datang ke pertemuan dengan memakai high heels atau pantofel dong?
Menggunakan setelan bermerk jelas membawa dampak yang sangat mengesankan, mengenakan setelan bermerk yang mahal memang adalah cara termudah untuk menampilkan wibawa dan kelas. Namun bukan berarti kita harus selalu memakai pakaian, tas dan sepatu mahal, apalagi sampai memaksakan membeli yang diluar kemampuan kita untuk tampil mempesona.
Kita bisa tampil mempesona dengan pakaian tidak bermerk sekalipun asal kita tahu caranya. Ada tiga kata kunci yang menurut saya sangat sederhana tapi kadang disepelekan untuk tampil menarik, yaitu: bersih, rapi, wangi! Tiga cara sederhanya namun berdampak pada kesan yang kita tampilkan.
Pakaian yang rapi, disetrika dengan baik dan tidak kusut, bersih dan wangi adalah hal dasar yang kita perlukan untuk tampil menarik, tidak peduli kamu laki-laki atau perempuan!
Saya punya pengalaman bertemu dengan laki-laki yang bahkan terlihat seperti tidak mandi ketika janjian bertemu pertama kali dengan saya, dan kamu pasti bisa menduga bagaimana kesan saya terhadap orang tersebut, tidak menarik sama sekali, tidak menghargai pertemuan dengan saya, dan jelas… tidak perlu didekati!
Akan menjadi nilai tambah yang bagus kalau kita tahu cara memadupadankan busana hingga nampak serasi dan menampilkan sisi terbaik tubuh kita. Kemungkinan besar tidak semua orang punya selera yang bagus dalam berbusana atau tau caranya. Jadi, jika kamu merasa tidak mengerti mode atau pun tidak pandai memadupadankan pakaian, luangkan waktu untuk mempelajari caranya di social media! Saat ini banyak sekali konten yang mengajari kita tentang hal tersebut.
Jangan lupakan juga aroma tubuh! Pastikan tubuh kita tidak mengeluarkan bau tidak sedap saat kita bertemu orang untuk pertama kalinya, karena dapat dipastikan akan menjatuhkan nilai kita dimatanya! Akan jauh lebih baik jika kita menggunakan parfum berkualitas yang akan mempesona indra penciuman orang yang kita temui bahkan sebelum kita benar-benar berada dekat dengannya.
Ada satu kalimat yang saya sering jadikan panduan saat ingin bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya, (lagi-lagi saya lupa sumbernya) “when in doubt, use red”. Warna merah selalu ampuh untuk menarik perhatian, menampilkan semangat dan keceriaan, kesan hangat dan mudah didekati dan dalam situasi dan porsi yang tepat, seksi.
Nicholas boothman dalam salah satu eksperimennya menggunakan sepatu berwarna merah terang untuk menyeimbangkan kesan berwibawa dari setelan kemeja dan jas yang dia pakai dan untuk menampilkan kesan tidak terlalu serius dan bisa didekati.
Nah, kalau kamu sering bingung harus mengenakan warna apa saat bertemu dengan seseorang, Kamu bisa coba menggunakan warna merah untuk pertemuanmu berikutnya.
Tentu saja penampilan yang cocok untuk saya dan Nicholas Boothman, belum tentu cocok dengan kamu. kamu harus menemukan gaya penampilanmu sendiri, yang paling sesuai dengan kesan yang paling ingin kamu tunjukkan.
Salah satu pemikiran yang lebih ekstrim untuk menjaga saya dari berpenampilan buruk adalah, jangan pernah tinggalkan rumah kecuali kamu yakin penampilanmu saat itu sudah sesuai dengan kesan yang ingin kamu tunjukkan!
Setelah semua persiapan penampilan untuk menampilkan kesan yang tepat sudah kamu lakukan sebaik mungkin, satu hal yang juga tidak boleh kamu lupakan untuk menciptakan kesan pertama yang mempesona, yang jika kamu tidak melakukan hal ini, semua persiapan tadi bisa jadi akan menurunkan nilaimu di mata orang yang kamu akan temui dan bisa jadi membuat semua usahamu tadi untuk menampilkan kesan yang mempesona akan sia-sia belaka.
Hal itu adalah, datang tepat waktu! Banyak sekali orang yang mengabaikan hal ini, dan membuat kenalan/teman kencan/koleganya menunggu terlalu lama dan menjadi kesal/kehilangan minat/kehilangan kepercayaan.
Apalagi jika pertemuan yang akan kamu datangi itu adalah pertemuan bisnis, tidak peduli semenarik apa pun penampilanmu, jika kamu datang terlambat, kesan yang akan orang lain rasakan tentangmu hampir dapat dipastikan tidaklah bagus.
Nah… jadi, persiapan untuk mengatasi penilaian 2 detik pertama sudah saya bahas. Kini kita bisa lanjut untuk detik-detik berikutnya, hehehe…
Bag 2
Sikap yang bermanfaat
Setelah kita mempersiapkan apa yang ingin kita tampilkan, kini saatnya mempelajari prinsip-prinsip yang diperlukan untuk memiliki sikap yang bermanfaat dalam menciptakan kesan pertama yang baik bahkan mempesona lawan bicara kamu.
“Sebelum mendekati seseorang sesuaikanlah sikap Anda dengan situasinya.” (Nicholas Boothman, how to connect in business in 90 seconds or less)
Sebelum kamu benar-benar berada di depan orang baru yang akan kamu temui, tanyakan pada dirimu, situasi apa yang kamu ingin ciptakan antara kamu dan orang yang kamu temui nanti? Suasana formal? Santai? Romantis? Atau apa? Sesuaikan sikapmu sejak awal kamu melangkahkan kaki mendekatinya.
Salah satu cara andalan yang Nicholas Boothman pakai dan sebutkan di bukunya adalah mengatakan “Asyik! Asyik! Asyik!” tiga kali dalam hati sebelum melangkah mendekati orang yang baru dikenalnya. Hal itu akan membuat otak dan suasana hatinya menjadi senang, wajahnya tersenyum dan memancarkan antusiasme.
Nicholas boothman di bukunya how to connect in business in 90 seconds or less juga menyebutkan ada tiga sikap yang benar-benar bermanfaat untuk menciptakan kehadiran yang menawan. Ketiga sikap itu adalah antusias, ingin tahu dan rendah hati. Saya rasa kamu pasti setuju bahwa ke 3 sikap itu bukanlah sikap yang luar biasa dan sulit dilakukan, bukan?
Saya sendiri tidak menggunakan cara yang sama seperti Nicholas Boothman, tapi saya mengatakan pada diri sendiri saat akan bertemu orang baru sesuatu seperti “It’s gonna be fun!” “I’m so excited!” dan hal itu cukup efektif untuk menempatkan saya dalam suasana hati yang senang, sikap yang antusias dan hal tersebut akan tercermin dalam ekspresi wajah, bahasa tubuh dan suara saya saat menyapa orang itu.
Bahasa tubuhmu adalah hal yang tanpa sadar orang nilai dari dirimu. Terutama kalau itu adalah pertemuan pertama kamu dengannya. Walaupun seseorang tidak pernah mempelajari bagaimana membaca bahasa tubuh dan walaupun bahasa tubuh bukanlah hal yang secara terang-terangan bisa berbicara, namun orang lain bisa merasakan apa yang bahasa tubuhmu tunjukkan saat kamu bertemu dengannya.
“Demonstrasikanlah bahasa tubuh yang terbuka dan sinyalkanlah hati yang terbuka: tersenyumlah, adakanlah kontak mata, arahkanlah jantung Anda kepada jantung orang yang bersangkutan, dan pastikanlah agar ia melihat bahwa anda tidak menyembunyikan apapun dalam tangan anda — bahwa Anda bukanlah ancaman.” (Nicholas Boothman, how to connect in business in 90 seconds or less)
Kalau Dale Carnegie di bukunya, How to win friends and influence people mengatakan:
“Perbuatan berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan sebuah senyuman mempunyai makna, saya suka Anda Anda membuat saya bahagia saya senang bertemu dengan anda.”
Jadi pastikan untuk memberikan senyuman yang lebar dan tulus saat bertatapan dengan seseorang untuk pertama kalinya. Selain menyapa dengan senyuman, sikap yang juga harus kamu perhatikan untuk menunjukkan bahasa tubuh yang terbuka adalah memperlihatkan kedua tanganmu yang kosong atau menunjukkan saat itu kamu tidak membawa sesuatu yang berbahaya di balik bajumu. Kamu bisa melakukannya dengan mudah saat menyapa dengan mengangkat, menyodorkan atau melambaikan kedua tanganmu ke arahnya.
Arahkan dadamu (mengarahkan jantung) menghadap lurus pada orang yang kamu ajak bicara. Kalau kamu berdiri, berdirilah tegak lurus di depannya, arahkan kedua ujung sepatumu ke arah orang yang kamu ajak bicara. Kalau harus duduk, ambillah posisi duduk berhadapan dan arahkan seluruh bagian atas tubuhmu ke arahnya (bukan serong ke kiri atau ke kanan, apalagi kalau miring ke arah jalan di samping tempat dudukmu, yang tanpa sadar mengindikasikan kamu ingin cepat-cepat pergi dari tempat dudukmu).
“Sadarlah akan apa yang dikatakan bahasa tubuh anda, sebab itu mempengaruhi lebih dari separuh dari apa yang ditanggapi orang ketika berhubungan dengan anda.” (Nicholas Boothman, how to connect in business in 90 seconds or less)
Banyak orang yang tidak mau (mampu) menjaga kontak mata saat berbicara, bisa jadi karena dia malu, namun dengan tidak menatap lawan bicaramu, selain itu memberikan kesan kamu tidak percaya diri, itu juga memberi kesan kamu tidak bisa dipercaya! Padahal salah satu yang perlu ada pada kesan pertama yang baik adalah kesan bahwa kamu bisa dipercaya.
Beberapa hari lalu saya bertanya pada beberapa teman, tanpa memberitahu kalau saya sedang menulis buku ini,
“saat bertemu dengan seseorang pertama kalinya, bagaimana kamu tahu kalau orang itu dapat dipercaya (tidak mencurigakan)?”
Dan satu jawaban yang sama dari mereka adalah tatapan mata. Baik dalam frekuensi menatap mata saat bicara — temanku bilang minimal 70 persen menatap saat bicara dan dia mungkin dapat dipercaya, maupun apa yang ditunjukkan dari tatapan mata itu sendiri. Saya yakin kamu pasti setuju kalau tatapan mata bisa menyiratkan hal-hal yang tak terucapkan dengan kata-kata kan? Jadi, wajib perhatikan tatapan matamu saat berbicara ya.
Beberapa bahasa tubuh lain yang perlu diperhatikan juga adalah, jangan melipat tangan di depan dada (mengindikasikan kamu tidak nyaman, defensif atau menyembunyikan sesuatu), jangan membungkuk (mengesankan kamu tidak percaya diri atau lelah) dan jangan juga duduk melorot di kursi yang kamu duduki (mengesankan kalau kamu malas atau tidak berminat).
Bersandar di kursimu sebenarnya tidak masalah selama kamu bersandar pada posisi yang baik, tidak merosot seperti kalau kamu duduk di kursi malas. Kalau kamu bicara sambil duduk, kamu bisa mencondongkan badanmu ke arah lawan bicaramu saat dia menjelaskan atau menceritakan sesuatu, ini menunjukkan kamu mendengarkan dengan antusias apa yang dia katakan.
Sebisa mungkin singkirkan penghalang di antara kalian, misalnya piring makanan yang sudah kosong, gelas minuman, tas dan yang sering dilupakan, handphone. Taruhlah di sisi meja yang lain atau di sampingmu, sehingga tidak ada penghalan antara kamu dan orang yang kamu ajak bicara. Dan jangan sering-sering mengecek handphonemu saat bicara! Kecuali memang ada telepon masuk, itupun sebaiknya kamu mengatakan “Maaf, saya angkat telepon dulu ya, ini penting” sebelum mengangkatnya. Hal ini akan membuat lawan bicaramu merasa kamu benar-benar menganggapnya penting — ini adalah prinsip yang penting dan akan saya jelaskan di bab selanjutnya.
Sampai di sini saya sudah membahas apa yang perlu kita siapkan sebelum bertemu, di dua detik pertama dan menyesuaikan sikap kita saat bertemu. Hal apa lagi yang terpikir olehmu perlu ada untuk menciptakan kesan pertama yang mempesona?
Percakapan yang menyenangkan! Entah itu percakapan 15 menit yang singkat atau 3 jam yang penuh pembahasan, kemampuan untuk membangkitkan dan mempertahankan antusiasme lawan bicara saat bercakap-cakap akan membantumu menciptakan kesan baik yang membuat lawan bicaramu terpesona.
Kita bahas itu di bab selanjutnya ya!

Bag 3
Umpan balik yang tepat
Untuk meninggalkan kesan pertama yang mempesona tentu tidak berhenti sampai di mengatur sikap dan bahasa tubuh. Saat kamu mengingat pertemuan pertama yang mengesankan dengan seseorang, bisa dipastikan salah satu kesan yang akan kamu ingat adalah kesan dari percakapan yang terjadi antara kamu dan orang tesebut. Mungkin kamu tidak akan ingat detail percakapan kalian, tapi kamu pasti akan mengingat kesan yang timbul saat percakapan berlangsung. Apakah kesan itu membosankan, menyebalkan, menyenangkan, atau bahkan menggairahkan!
Percakapan yang menyenangkan menjadi salah satu kunci untuk meninggalkan kesan pertama yang mempesona. Jadi, bagaimana caranya membuat percakapan yang menyenangkan dan tidak membosankan? Salah satu hal paling penting untuk menjaga sebuah percakapan tetap berlangsung adalah dengan memberikan umpan balik atau mungkin lebih kita kenal dengan feedback.
Nicholas boothman dalam bukunya how to connect in business in 90 seconds or less, menyatakan bahwa
“Orang yang tidak memberikan umpan balik itu tampak membosankan dan membingungkan.”
Bagaimana menunjukkan umpan balik yang tepat dan menunjukkan bahwa anda tertarik? Selain dengan kata-kata, kamu pun bisa menggunakan bahasa tubuh dan wajahmu. Di bab sebelumnya sudah pernah saya bahas beberapa bahasa tubuh yang efektif. Memberikan umpan balik saat bercakap-cakap pun memerlukan dukungan bahasa tubuh yang benar.
Condongkanlah badan ke depan saat orang di hadapanmu bercerita, miringkan kepala ke kanan atau ke kiri untuk menunjukkan kamu tertarik, tersenyumlah saat kamu menyukai apa yang dia katakan, mengangguklah saat setuju, tertawalah saat dia mencoba melucu!
Dale Carnegie di bukunya How to win friends and influence people, menuliskan, “Anda bisa mendapat lebih banyak kawan dalam waktu 2 bulan dengan cara menjadi tertarik pada orang lain dibandingkan dengan yang bisa anda peroleh dalam waktu 2 tahun dengan cara mengusahakan orang lain tertarik pada anda.”
Prinsip ini sudah beberapa kali aku buktikan pada saat kencan atau berkenalan dengan orang baru. Kencan atau pertemuan itu seringkali berakhir lebih baik saat aku berusaha untuk benar-benar tertarik pada mereka dibandingkan berusaha membuat mereka tertarik padaku.
Mungkin sekarang kamu berpikir, masa iya semudah itu? Well, kalau kamu tidak menyadarinya, saat kamu bersungguh-sungguh tertarik pada orang lain, bahasa tubuhmu berbeda, matamu akan berbinar dengan berbeda, dan nada bicaramu juga akan berbeda, dalam cara yang bagus. Sikap dan vibrasimu saat itulah yang akan membuat orang menjadi lebih menyukaimu.
Bagaimana “memaksa” diri kita untuk menjadi tertarik pada orang lain? Saat bertemu dengan orang untuk pertama kalinya, paksa dirimu untuk memperhatikan dan cari apa yang bisa membuatmu tertarik pada orang terebut, mungkin cara berpakaiannya unik? Parfum yang dia pakai wanginya menyegarkan? Dia datang tepat waktu pada pertemuan kalian?
Setelah kamu menemukan apa yang membuatmu tertarik, tunjukkan minatmu padanya dengan bertanya bagaimana caranya memilih pakaian/parfum itu, apa yang dia lakukan untuk bisa selalu tepat waktu, puji hal tersebut dan seketika kamu akan melihat semangatnya meningkat.
Pujian yang tulus dan tepat selalu akan membuat orang merasa senang. Puji usahanya bukan fisiknya, pujilah secara spesifik apa yang membuatnya menarik.
Lalu, apa pujian paling sederhana dan efektif yang bisa kamu berikan pada seseorang? Dale carnegie menjawabnya dalam bukunya sebagai berikut:
“Satu cara paling sederhana, paling nyata dan paling penting dalam memperoleh kehendak yang baik adalah dengan mengingat nama-nama orang, dan membuat mereka merasa penting…” (Dale Carnegie, How to win friends and influence people)
“Rata-rata orang menaruh minat kepada namanya sendiri daripada nama orang lain di bumi ini digabung jadi satu. Ingatlah nama itu dan panggillah dengan sikap bersahabat, dan anda sudah memberikan pujian yang sangat efektif.” (Dale Carnegie, How to win friends and influence people)
Sangat sederhana, namun berapa banyak orang yang kamu temui yang sering lupa nama seseorang tepat setelah mereka berkenalan dengan orang tersebut? Mungkin kamu salah satunya? Hehehe.. Padahal, hanya dengan menyebutkan nama mereka dalam perbincangan, kamu sudah memberikan pujian yang sangat efektif dan membuat mereka merasa penting! Roosevelt dan Napoleon tahu benar prinsip ini dan menggunakannya dengan sangat baik untuk menyebarkan pengaruh mereka.
Saya punya tips yang bisa kamu coba agar bisa mengingat nama orang yang kamu baru temui. “Perlambat tempo kenalanmu”. Kita segera melupakan nama orang yang baru saja kita kenal karena kita tidak memberikan otak kita cukup waktu untuk mengingat.
Saat berkenalan, setelah kita menyebutkan nama, biasanya orang lain pun akan langsung menyebutkan nama mereka bukan? Segera ulangi lagi nama yang kamu dengar, selain untuk memastikan kalau kamu mendengar namanya dengan benar, kamu lebih menyimpannya di memori saat kamu mengucapkannya. Kalau namanya unik, kamu bahkan bisa bertanya: “ejaannya bagaimana?” untuk lebih menanamkannya lagi di otakmu. Lalu setiap ada kesempatan, sebutkan ulang nama orang itu dalam percakapan. Kamu tidak akan melupakannya lagi!
“Ada satu hukum penting mengenai tindak-tanduk manusia. Hukum itu adalah: selalu buat orang lain merasa dirinya penting.” (Dale Carnegie, How to win friends and influence people)
Salah satu hasrat terbesar pada diri manusia (walau banyak yang tidak menyadarinya) adalah menjadi penting untuk orang lain. Itulah sebabnya banyak orang mau bersaing untuk memperoleh posisi ketua dalam sebuah kelompok, hasrat itulah yang membuat para gadis kesal jika pacarnya lebih memilih menghabiskan waktu bersama teman-temannya, itulah yang membuat orang mau memberikan waktu, tenaga atau uangnya untuk orang lain, karena dia ingin merasa penting!
Kembali lagi, siapa yang tidak akan menyukai orang yang membuat mereka merasa penting? Manfaatkan prinsip ini dan buatlah orang lain merasa penting, datanglah tepat waktu, sambut kedatangan orang lain dengan antusias, mintalah saran (bahkan bantuan!) sesuai keahlian mereka dan katakan bahwa kamu merasa dialah orang yang tepat untuk membantumu. Itu beberapa hal yang bisa membuat orang lain merasa penting.
“Ingat bahwa orang Dengan siapa Anda bicara adalah seratus kali lebih tertarik dengan diri mereka sendiri dan keinginan-keinginan mereka, juga masalah mereka dibandingkan dengan minat mereka pada anda dan masalah anda.”
“Jalan penting menuju hati seseorang adalah berbicara tentang hal-hal yang paling mereka hargai.” (Dale Carnegie, How to win friends and influence people)
Orang selalu senang membicarakan hal yang berharga untuk diri mereka sendiri. Seorang ibu akan bercerita tak putus-putus soal anaknya, seorang atlet akan sangat antusias membicarakan olah raga yang ia kuasai. Jika kamu sering merasa kehabisan topik atau bahkan tidak tahu mau membicarakan apa saat bertemu dengan orang baru, temukan hal yang berharga bagi orang yang baru kamu kenal, dan bicarakanlah itu! Maka kamu tidak akan lagi merasa kehabisan topik.
Prinsip terakhir yang akan saya bahas untuk menciptakan kesan yang mempesona di pertemuan pertama adalah,
“Banyak orang yang gagal dalam membuat kesan yang menyenangkan, karena mereka tidak mendengarkan dengan penuh perhatian.” (Dale Carnegie, How to win friends and influence people)
Ini adalah satu prinsip penting yang seringkali orang lupakan atau remehkan untuk menciptakan kesan yang baik. Kebanyakan orang berfokus pada “apa yang harus mereka katakan saat ngobrol?” “Apa topik yang menarik untuk orang ini?” “Apa yang harus aku jawab selanjutnya?”
Kebanyakan orang tidak ma(mp)u mendengar dengan penuh perhatian. Pendengar yang baik lebih disukai dibandingkan pembicara yang memonopoli percakapan. Tapi kebanyakan orang tidak tau apa yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik.
Menjadi pendengar yang baik berarti kamu mendengarkan untuk mengerti apa yang orang lain sampaikan, bukan untuk menjawabnya.
Kamu mendengarkan dia dengan aktif, maksudnya adalah seluruh perhatianmu kamu fokuskan padanya dan tidak terdistraksi dengan HP atau hal lainnya,
kamu menimpali ceritanya dengan ekspresif, seperti “oh ya??” “wow! Kok bisa sih?” dan lainnya untuk mendukung ceritanya.
Tentu saja, kamu tidak memotong pembicaraannya dan mengalihkan topiknya padamu dengan kata-kata seperti “saya juga pernah…” “aku malah…” “aku dulu juga…”
Lalu, saat kamu benar-benar mendengar dengan penuh perhatian, kamu akan bisa menegaskan kembali ceritanya barusan dengan kalimatmu sendiri. Jadi, sudahkan kamu menjadi pendengar yang baik selama ini? Hehehe…
Semua prinsip di atas jika kita lakukan dapat dipastikan membuat kita meninggalkan pertemuan pertama dengan kesan yang baik, bahkan mempesona! Jika ada prinsip yang belum pernah kamu terapkan selama ini, cobalah untuk mempraktekkannya di pertemuanmu selanjutnya, dan lihat hasilnya.